RATAPAN DUKA DI HARI ASYURA
Ditulis oleh Yusuf Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Pada bulan Muharram, kelompok Syi’ah setiap tahunnya mengadakan upacara kesedihan dan ratapan.
Dengan berdemontrasi ke jalan-jalan dan lapangan, memakai pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain._
Mereka juga memukuli pipi mereka sendiri, dada dan punggung mereka, menyobek saku, menangis berteriak histeris dengan menyebut: Ya Husain. Ya Husain!!!”
Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharram, mereka lakukan lebih dari itu, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang sehingga berlumuran darah!!!
Anehnya, mereka menganggap semua itu merupakan amalan ibadah dan syi’ar Islam!! Hanya kepada Allah kita mengadu semua ini.
Alangkah bagusnya ucapan al-Hafizh Ibnu Rojab:_
“Adapun menjadikan hari asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhah karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalama kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik.
Allah dan rasulNya saja tidak pernah memerintahkan agar hari mushibah dan kematian para Nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?!”. (Lathoiful Maarif)
Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi mengatakan:
“Suatu kaum (baca: Syi’ah Rafidhah) –semoga Allah menjelekkan mereka- telah berlebih-lebihan dalam duka musibah ini, sehingga mereka mengadakan perayaan ratapan duka di hari ‘Asyura atas terbunuhnya al-Husain. Mereka meratapi dan menangis histeris, menampakkan kesedihan, serta mencela para sahabat.
Sungguh, semua ini adalah perbuatan kaum tersesat yang dihinakan oleh Allah.
Seandainya ritual itu diperbolehkan, tentu yang lebih utama untuk dijadikan hari perayaan tersebut adalah hari kematian Nabi kita, Muhammad.” (Al-Lafzhu al-Mukarram bi Fadha’il ‘Asyura’ al-Muharram hal. 52).